Sistem Bakar Pesawat Terbang
Sistem Bahan Bakar Pesawat Terbang
1. BAHAN BAKAR
Benda yang jika ditemukan dengan oksigen
akan terbakar dan menghasilkan energi panas.
Bahan bakar dapat di klasifikasikan
sesuai wujud fisiknya : Bahan bakar Padat, Gas & Cair.
- Bahan bakar padat digunakan untuk External
Combustion Engine, antara lain kayu atau batu bara. Jenis bahan bakar
ini tidak cocok untuk pembakaran di dalam dengan alasan laju kecepatan
pembakaran yang rendah, nilai kalor yang rendah dan masih banyak factor
yang merugikan lainnya.
2.
Bahan bakar Gas banyak digunakan untuk
pembakaran dalam, namun perlu ruang yang relative besar sehingga tidak
digunakan untuk bahan bakar pesawat terbang. Contohnya : Gas alam dan LPG
(Liquid Petroleum Gas).
3.
Bahan bakar Cair, sangat ideal
untuk Internal Combustion. Bahan bakar cair diklasifikasikan
menjadi 2, yaitu : Bahan bakar tidak mudah menguap (NONVOLATILE) dan mudah menguap (VOLATILE).
Bahan bakarNonvolatile adlah bahan bakar berat yang digunakan pada
mesin diesel. Yang termasuk kelas Volatile adalah bahan bakar yang digunakan
dengan cara mengkabutkan bahan bakar tersebut masuk ke ruang bakar. Contoh
:ALKOHOL, BENZOL, KEROSENE DAN GASOLINE. Bahan bakar yang digunakan
untuk pesawat mengandung energi kimia yang jika dibakar akan melepas energi kalor.
Kemudian dikonfersikan menjadi energi mekanis yang selanjutnya digunakan untuk
menghasilkan thrust yang akan mendorong pesawat terbang.
2. TERMINOLOGI DALAM
SISTEM BAHAN BAKAR
1. TETRAETHYL LEAD (TEL):
bahan bakar yang jika
ditambahkan dalam bahan bakar akan meningkatkan kinerja engine. organik
bromida & cloridadicampur dengan tel sehingga selama
pembakaran akan terjadi timah halidadalam bentuk uap dan akan
terbuang bersama gas hasil pembakaran. jika tel saja yang dimasukan (tanpa
dicampur), maka akan terbentuk timah oksida padat dan
akan tertinggal dalam ruang bakar (silinder). inhibitorditambahkan
kedalam gasoline guna mencegah terbentuknya substansi padat
setelah bahan bakar menguap.
2.
VOLATILITY :
ukuran kecenderungan benda cair untuk menguap pada kondisi tertentu. jika
bahan bakar terlalu cepat menguap, pipa-pipa supply bahan bakar akan terisi
uap, sehingga dapat menyebabkan berkurangnya aliran bahan bakar. jika bahan
bakar tidak bisa menguap secara cukup, maka menyebabkan kesulitan dalam starting
engine, pemanasan engine yang terlambat, akselerasi yang
kurang serta pendistribusian yang kurang serta pendistribusian bahan bakar yang
tidak merata dalam silinder dan dilusi dalam cranck case.
3.
DETONASI :
pembakaran yang bersifat tidak normal dan tidak terkontrol dalam ruang
bakar. engine yang beroperasi dalam kondisi normal, permukaan api (flame
front) merambat dengan kecepatan tertentu (biasanya 100 ft/s) sampai
seluruh campuran bahan bakar & udara terbakar. jika saat permulaan
pembakaran berlangsung secara normal, tetapi saat akhir terjadi pembakaran
dengan kecepatan tinggi secara sesaat, maka akan menghasilkan kenaikan tekanan
yang berlebihan dalam ruang bakar.
4.
ANGKA OKTAN (OCTANE NUMBER)
:
engine pesawat dengan
daya yang besar dapat dihasilkan dengan menggunakan bahan bakar dengan angka
oktan tinggi. penggunaan bahan bakar tersebut dapat menghasilkankompresi
rasio & tekanan manifold yang tinggi, sehingga
meningkatkan daya & efisiensi. tetapi penggunaan fuel dengan angka
oktan tinggi dapat menyebabkan detonasi, karena kondisi
yang kurang baik atau pengendalian engine yang tidak tepat. sistem angka oktan didasarkan
pada perbandingan suatu bahan bakar terhadap campuran iso-octane dan normal-heptane.
angkaoktan suatu bahan bakar diartikan sebagai bahan bakar. yang
mempunyaisifat anti detonasi (antiknock) yang sama dengan suatu
bbahan bakar. yang mengandung persentasi iso-oktan tertentu
dalam campurannya. misalnya bahan bakar. dengan grade 91
(angka oktan 91), berarti bahan bakar tersebut mempunyai sifat anti
knock yang sama dengn bahan bakar yang mempunyai kandungan 91% iso-oktan &
9% normal hepatana.
3. HAL – HAL
PENTING PADA SISTEM BAHAN BAKAR PESBANG
sistem bahan bakar pesawat berfungsi
untuk memberikan aliran bahan bakar yang sudah tersaring bersih, dengan aliran
konstan ke karburator atau unit pengendali bahan bakar (fuel control
unit).
pemberian aliran bahan bakar ini harus
sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan engine dalam operasinya pada berbagai
ketinggian dan sikap (attitude) terbang.
PERSYARATAN SYSTEM BAHAN BAKAR :
A. MEMPUNYAI
KEANDALAN.
masing – masing bahan
bakar harus dikonstruksikan & disusun sedemikian rupa, sehingga menjamin
aliran bahan bakar pada tekanan dan laju yang
dibutuhkan olehengine serta auxilliary power unit (apu) dalam
setiap kondisi operasinya.
B. SISTEM BAHAN
BAKAR HARUS INDEPENDENCE (TIDAK TERGANTUNG).
C. FILLER CAP.
filler cap (tutup lubang
pengisian) harus dirancang agar pemasangannya mudah & tidak lepas saat
penerbangan. beberapa cap dilengkapi ventilasi sehingga tekanan tangki
selalu menyesuaikan dg tekanan atmosfer. pada daerah dekat cap biasanya
dilengkapi plate bertuluskan “fuel” dan jenis serta grade minimum yang
tepat sesuai yang digunakan pesawat tersebut.
D. PELINDUNG
PETIR (LIGHTNING PROTECTION).
sistem bahan bakar harus dilengkapi dengan alat untuk
mencegah terjadinya kebakaran akibat sambaran petir.
E. ALIRAN
BAHAN BAKAR (FUEL FLOW).
aliran bahan bakar dengan cara gravity harus dapat memberikan
supply paling rendah 150% dari kebutuhan aliran saat take-off.
untuk sistem yang menggunakan tekanan (pressure feed system), aliran
bahan bakar reciprocating engine paling rendah 125% dari kebutuhan take
off persyaratan ini ditentukan dari hasil uji.
F. KEBUTUHAN INDICATOR UNTUK
SISTEM BAHAN BAKAR.
lampu peringatan (warning light) & kendali
(control). indikator yang dibutuhkan dlm system bahan bakar:
1. indikator pengukur
jumlah bahan bakar (fuel quantity indicator),
2. penunjuk tekanan (fuel
pressure indicator),
3. penunjuk temperatur (
fuel-temperature indicator),
4. penunjuk aliran bahan bakar (fuel
flow indicator).
4. KOMPONEN –
KOMPONEN SISTEM BAHAN BAKAR
1. TANGKI BAHAN
BAKAR (FUEL TANK)
a) INTEGRAL
TANK
b) RIGID REMOVEABLE TANK (TANGKI YANG DAPAT
DIBONGKAR)
c) BLADER
FUEL CELL
d) EXTERNAL
TANK
e) SURGE
TANK
2.
FUEL PUMP (POMPA BAHAN
BAKAR)
1) ENGINE
DRIVEN FUEL PUMP
2) AUXILLIARRY
FUEL PUMP (BOOSTER PUMP)
3) EJECTOR PUMP
a.
KATUB PENGURASAN (DRAIN VALVE)
b. FEUL SELECTOR VALVE
DAN SHUTTOFF VALVE (FSV)
c. FUEL HEATER (PEMANAS
BAHAN BAKAR)
d. FILLER CAP (TUTUP
LUBANG PENGISIAN)
e. FUEL LINES DAN PIPING
4.
SISTEM ALIRAN BAHAN BAKAR
1. GRAFITY FEED
2. PRESSURE-FEED SYSTEM
3. SISTEM FEED-PRESSURE
4. SISTEM BAHAN BAKAR
PESAWAT RINGAN ENGINE DUA (LIGHT AIRCRAFT TWIN ENGINE)
5. SISTEM BAHAN BAKAR
UNTUK TURBOPROP
6. SISTEM BAHAN BAKAR
PESAWAT BESAR ENGINE TURBO
A) FUELING RECEPTACLE
B) RESTRICTING ORIFICE
C) MANUALLY OPERATED SHUTTOFF
VALVE
D) FUELING-LEVEL CONTROL
SHUTTOFF VALVE
E) FUELING-LEVEL CONTROL PILOT VALVE
F) MOTOR DRIVEN VALVE
G) FUEL FLOW TRANSMITTER
6. SISTEM
PENGENDALIAN
- PRIMER DAN SISTEM PRIMING
- SYSTEM VENTILASI
- SISTEM PENGISIAN BAHAN BAKAR BERTEKANAN (PRESSURE
FUELING SYSTEM)
- SISTEM BAHAN BAKAR “CROSS FEED”
- SISTEM PEMBUANG BAHAN BAKAR (FUEL JETTISON
SYSTEM)
- SISTEM DILUSI OLI (SISTEM PENGENCERAN OLI)
7. KOMPONEN –
KOMPONEN SISTEM BAHAN BAKAR
A. TANGKI BAHAN BAKAR
(FUEL TANK)
Berfungsi sebagai
penyimpan bahan bakar yang digunakan untuk operasi engine pesawat terbang.
kontruksi fuel tank pesawat terbang dari bahan paduan
aluminium, karet sintetis tahan bahan bakar, bahan-bahan
komposit ataupun baja tahan karat (stainless steel).
JENIS FUEL TANK
1. INTEGRAL TANK.
tangki yang merupakan bagian integral (menjadi satu)
dengan struktur dasar pesawat.
bagian – bagian
struktural: kulit sayap (wing skin), ribs, stiffeners & stringerssehingga
membentuk tangki.
guna mencegah
kebocoran digunakan bahan sealing, yang terbuat dari karet
sintetis.
2.
RIGID REMOVEABLE TANK (TANGKI YANG
DAPAT DIBONGKAR).
merupakan tangki yang
terbuat dari metal (biasanya dari aluminium yang dilas). berbentuk ruang guna
menyimpan bahan bakar. jenis tangki ini banyak digunakan pada pesawat-pesawat
kecil.
3.
BLADER FUEL CELL.
berupa kantong karet
yang konstruksinya diperkuat yang digunakan untuk menyimpan bahan bakar.
komponen blader fuel cell al : ventilasi, fitting penguras (drain
valve), fuel quantity indicator dsb. baldder fuel
cell dipasang dalam ruang dalam pesawat dengan cara memasukkanya
dengan melipat.
4.
EXTERNAL TANK.
adalah tangki yang diluar struktur pesawat, biasanya dipasang pada pylon dibawah
sayap. beberapa jenis external tank yang bisa dijatuhkan saat
penerbangan jika tangki tersebut tidak dibutuhkan, atau bisa dilepas dengan
mudah dan cepat. pada bagian dalam tangki biasanya disekat oleh beberapa bulkhead.
5.
SURGE TANK.
biasanya dipasang pada pesawat transport dengan konstruksi mirip seperti
tangki jenis integral. surge tank sebenarnya tidak diisi
bahan bakar, namun hanya digunakan untuk penampungan kelebihan atau tumpahan
bahan bakar terutama pada saat pengisian bahan bakar. letak surge
tank dalam pesawat dapat dilihat pada gambar berikut
B. FUEL PUMP (POMPA
BAHAN BAKAR)
pompa bahan bakar digunakan
untuk memompa bahan bakar dari tangki ke engine, memompa bahan bakar dari
tangki yang satu ke tangki yang lain serta dari engine kembali ke tangki.
prinsip kerja pompa bahan bakar sama seperti pompa hidrolik atau
jenis pompa lainnya. namun karena sifat bahan bakar yang mudah terbakar jika
dipompa, maka bahan dan perancangan pompa bahan bakar harus dapat mencegah
terjadinya kebakaran.
JENIS – JENIS POMPA
1. ENGINE DRIVEN
FUEL PUMP.
fungsi engine driven fuel pump(pompa bahan
bakar yang diputar engine) adalah untuk memberikan bahan bakar secara kontinyu
dengan tekanan yang tepat selama engine beroperasi.
2.
AUXILIARY FUEL PUMP (BOOSTER PUMP).
booster pumpmerupakan bagian
penting dalam system bahan bakar, karena berfungsi :
a.
penghasil tekanan dalam bahan
bakar pada saat start engine (fuel engine driven pump belum
bekerja)
b. penghasil tekanan
bahan bakar pada saat emergensi yaitu saat fuel engine
driven pump mati/rusak.
c. menambah kapasitas
pemompaan fuel engine driven pump
guna menjamin tekanan bahan bakar yang cukup pada
kondisi tertentu pada saat pesawat dalam proses take
off dan landing.
d. memindahkan bahan
bakar dari tangki satu ke tangki lainnya.
3.
EJECTOR PUMP.
Berguna untuk menghisap
fuel dari tempat yang relative jauh dari tangki & memberikan feul
bertekanan untuk fuel control unit (fcu). pompa ini tidak mempunyai
bagian-bagian bergerak melainkan hanya tergantung pada aliran bahan bakar
dari engine driven pump.
A. KATUB
PENGURASAN (DRAIN FALVE)
sistem fuel pesawat
terbang dilengkapi drain valve, sehingga system dapat dikuras saat
pesawat di ground. drain valve dapat menjadi satu dengan
filter bahan bakar (feul strainer), pada sump (tampungan)
atau pada tempat lainnya. katup padasump digunakan untuk
menguras akumulasi uap dari tangki dan untuk menguras feul dari tangki yang
masih tersisa setelah defueling.
B. FUEL
SELECTOR FALVE DAN SHUTTOF FALVE (FSV)
fsv digunakan
untuk menutup aliran bahan bakar, memilih tangki yang akan digunakan
(jika menggunakan multi tank), memindahkan feul dari tangki satu ke tangki
lainnya serta mengarahkan fuel ke satu atau lebih engine (yang menggunakan
multi engine). satu atau lebih dari katub-katub tersebut digunakan untuk
menutup semua aliran bahan bakar ke tiap-tiap engine. katub harus mudah
dioperasikandan lokasinya mudah dijangkau oleh pilot atau flight
engineer.
pada instalasi multi
tangki, susunan katub harus disusun sehingga setiap tangki dapat
digunakan secara terpisah. fuel shutoff valve untuk pesawat besar dihubungkan
dengan system pemadam kebakaran, sehingga aliran bahan bakar dapat ditutup
secara otomatis jika terjadi panas berlebihan atau kebakaran.
C. FUEL
HEATHER (PEMANAS BAHAN BAKAR)
pemanas bahan bakar
biasaanya digunakan dalam system fuel pada turbin engine, utnuk mencegah
terbentuknya kristal es yang dapat menyumbat filter. jika temperatur fuel
dalam tangki dibawah titik beku air, maka partikel air akan membeku. jika
bahan bakar yang mengandung kristal es mengalir melalui filter, maka dapat
terjadi penyumbatan.
D. FILLER
CAP (TUTUP LUBANG PENGISIAN)
filler cap harus kedap dan
dirancang tidak bisa terlepas dalam penerbangan. ventilasi tangki
biasanya terdapat pada filler cap. fuel cap dilepas
dengan cara mengangkat dan memutar handel pada pusat cap. rantai pada fuel
cap berguna untuk mencegah agar cap tidak jatuh saat dibuka.
pada saat dipasang, fuel cappermukaannya rata dengan sayap dan
kedap bocor karena adanya seal “o” ring.
E. FUEL
LINES DAN PIPING
SISTEM BAHAN BAKAR
PESAWAT MENGGUNAKAN PIPA-PIPA PADUAN ALUMINIUM, TEMBAGA ATAU JENIS LAIN DAN
SELANG (FLEXIBLE HOSE) DENGAN FITTING. HOSE INI TERBUAT DARI
KARET SINTETIS DAN DIPERKUAT DENGAN ANYAMAN FIBER. JENIS HOSE LAIN YAITU
:WEATHER HEAD 3H-241 YANG DILENGKAPI DENGAN JENIS FITTING YANG BISA
DIGUNAKAN LAGI. YANG DAERAH OPERASI KERJA ANTARA -40 S/D 300F (-40 S/D
149C) JIKA DIGUNAKAN DALAM BAHAN BAKAR.
8. SISTEM ALIRAN
BAHAN BAKAR
KLASIFIKASI SISTEM ALIRAN BAHAN BAKAR
A. GRAFITY
FEED
GRAFITY FEED MENGGUNAKAN GAYA
GRAFITASI UNTUK MENGALIRKAN BAHAN BAKAR KE MEKANISME PENGONTROL BAHAN BAKAR
(KARBURATOR). KARENA ITU POSISI TANGKI HARUS LEBIH TINGGI DARI POSISI
KARBURATOR. PADA GAMBAR DITUNJUKAN BAHAN BAKAR YANG MENGALIR DARI TANGKI SECARA
GRAFITASI MELALUI PIPA KE SELECTOR VALVE, SELANJUTNYA MELALUI
FILTER MENUJU KARBURATOR. FUEL UNTUK KEPERLUAN PRIMING DIAMBAIL DARI
FILTER UTAMA PADA TANGKI.
KARENA KEDUA TANGKI
MEMBERIKAN BAHAN BAKAR SECARA SIMULTAN, MAKA RUANG KOSONG PADA KEDUA PERMUKAAN
TANGKI HARUS SALING DIHUBUNGKAN DAN DIVENTILASIKAN KE UDARA.
B. PRESSURE FEED
SYSTEM
PRESSURE FEED MENGGUNAKAN POMPA
UNTUK MENGHISAP FUEL DARI TANGKI KE KOMPONEN PENGONTROL DARI ENGINE. SYSTEM INI
DIPERLUKAN KARENA POSISI TANGKI BAHAN BAKAR TERLALU RENDAH UNTUK MENGHASILKAN
TEKANAN HEAD, ATAU JARAK TANGKI YANG RELATIVE JAUH DENGAN
ENGINE. SYSTEM PRESSURE FEED PADA GAMBAR ADALAH UNTUK PESAWAT
JENIS LOW WING, DIMANA POSISI KARBURATOR KURANG LEBIH SAMA
TINGGINYA DENGAN KARBURATOR ENGINE. AKIBAT SEDOTAN ELECTRIC FUEL
PUMP MENYEBABKAN BAHAN BAKAR MENGALIR MELALUI SELECTOR VALVE,
MENUJU STRAINER(FILTER), POMPA DAN SELANJUTNYA KE
KARBURATOR.
9. SISTEM BAHAN
BAKAR PESAWAT BESAR ENGINE TURBO
KOMPONEN – KOMPONEN SISTEM :
1. FUELING RECEPTACLE.
DIGUNAKAN SEBAGAI
PENGIKAT SELANG PENGISIAN FUEL.
2. RESTRICTING
ORIFICE.
SEBAGAI ALAT YANG DIGUNAKAN UNTUK MENCEGAH ALIRAN
SECARA BERLEBIHAN SELAMA PENGISIAN BAHAN BAKAR DENGAN TEKANAN.
3. MANUALLY OPERATED
SHUTTOFF VALVE.
KATUB INI DIPASANG PADA PRESSEURE-FUELING
STATION UNTUK MENUTUP SALURAN.
4. FUELING-LEVEL
CONTROL SHUTTOFF VALVE.
KATUB YANG SECARA OTOMATIS MENUTUP PIPA KE TANGKI JIKA
TANGKI TELAH PENUH.
5. FUELING-LEVEL CONTROL
PILOT VALVE.
KATUB YANG AKAN MENUTUP SELAMA PENGISIAN BAHAN BAKAR
MENYEBABKAN TEKANAN PADA FUELING-LEVEL-CONTROL SHUTOFF VALVE,
SEHINGGA KATUB AKAN MENUTUP
6. MOTOR DRIVEN
VALVE. KATUB YANG DIOPERASIKAN OLEH
MOTOR LISTRIK BERGUNA UNTUK MENGONTROL ALIRAN FUEL KE SELURUH SYSTEM.
7. FUEL FLOW TRANSMITTER. TRANSMITTER YANG
MERUPAKAN SENSING KECEPATAN ALIRAN BAHAN BAKAR KE ENGINE.
10. SISTEM PENGENDALIAN
SISTEM PENGENDALIAN ALIRAN BAHAN BAKAR
TIDAK TERLIBAT DALAM FUNGSINYA SEBAGAI PENGARAH ALIRAN DARI TANGKI KE ENGINE,
NAMUN BERFUNGSI SEBAGAI PENCEGAH KERUSAKAN SYSTEM, MENINGKATKAN KAPABILITAS
OPERASIONAL PESAWAT TERBANG DAN MENGELIMINIR KONDISI BAHAYA.
SISTEM PENGENDALIAN BAHAN BAKAR
ANTARALAIN :
A. PRIMER DAN SISTEM
PRIMING
UNTUK ENGINE SYSTEM
BUKAN ENJEKSI, KADANG-KADANG SEBELUM START KARBURATOR TIDAK BERFUNGSI
SECARA BAIK SAMPAI ENGINE HIDUP. DENGAN DEMIKIAN DIPERLUKAN SISTEM YANG
TERPISAH UNTUK MENGALIRKAN BAHAN BAKAR YANG AKAN DIGUNAKAN STARTING ENGINE,
YAITU SYSTEM PRIMING.
B. SISTEM VENTILASI
SYSTEM VENTILASI PADA BAHAN BAKAR
DIRANCANG UNTUK MENCEGAH PENINGKATAN TEKANAN DALAM TANGKI. SYSTEM VENTILASI
MEMPERTAHANKAN TANGKI PADA TEKANAN ATMOSFER. TEKANAN BERLEBIHAN DALAM
TANGKI AKAN MERUSAKKAN STRUKTUR TANGKI, SEDANGKAN TEKANAN RENDAH AKAN
MENYEBABKAN TIDAK BERFUNGSINYA SYSTEM DAN BERKURANGNYA JUMLAH ALIRAN BAHAN
BAKAR KE ENGINE.
C. SISTEM
PENGISIAN BAHAN BAKAR BERTEKANAN (PRESSURE FUELING SYSTEM)
SYSTEM BAHAN BAKAR
BERTEKANAN DIDASARKAN PADA SYSTEM PENGISIAN BAHAN BAKAR SATU TITIK ATAU SINGLE
POINT REFUELING(SPR). SECARA TEKNIS PESAWAT BESAR HANYA MENGGUNAKAN SATU
SALURAN UNTUK PENGISIAN SEMUA TANGKI. SYSTEM BAHAN BAKAR BERTEKANAN MENGGUNAKAN
PERALATAN YANG SAMA UNTUK PENGISIAN BAHAN BAKAR PESAWAT TERBANG, TETAPI PESAWAT
BISA MEMPUNYAI SALURAN PENGISIAN BAHAN BAKAR YANG TERPUSAT UNTUK SETIAP TANGKI.
D. SISTEM BAHAN BAKAR
“CROSS FEED”
SEBAGIAN BESAR
PESAWAT MULTIENGINE, MANIFOLD BAHAN BAKAR
DIHUBUNGKAN SEDEMIKIAN RUPA SEHINGGA SETIAP TANGKI DAPAT MENGALIRKAN BAHAN
BAKAR KE TIAP ENGINE. KEUNTUNGAN SYSTEM INI ADALAH BAHWA PEMBERIAN BAHAN
BAKAR KE ENGINE LEBIH BERSIFAT FLEXIBLE. JIKA ENGINE MATI, FUEL DENGAN SEGERA
DAPAT DIGUNAKAN UNTUK ENGINE YANG LAIN. DEMIKIAN JUGA JIKA TANGKI RUSAK
ATAU BOCOR, MAKA ENGINE YANG BERSANGKUTAN DAPAT DIJAMIN ALIRANNYA DARI TANGKI
LAIN MELALUI CROSSFEED MANIFOLD.
E. SISTEM PEMBUANG
BAHAN BAKAR (FUEL JETTISON)
FUEL JETTISON SYSTEM TERDIRI
DARI KOMPONEN-KOMPONEN PIPA, KATUB DAN POMPA YANG DIGUNAKAN UNTUK MEMBUANG FUEL
PADA SAAT PENERBANGAN DARURAT. SYSTEM JETTISON DAN OPERASINYA
HARUS BEBAS DARI BAHAYA KEBAKARAN.
F. SISTEM
DILUSI OLI (SISTEM PENGENCERAN OLI)
OLI DAPAT MENJADI
BERAT DAN SULIT MENGALIR SAAT CUACA DINGIN, SEHINGGA MENYEBABKAN ENGINE SULIT
START. CARA START ENGINE SAAT TEMPERATURE SANGAT DINGIN ADALAH DENGAN DILUSI
OLI. CARA INI DILAKUKAN DENGAN MENGHUBUNGKAN KARBURATOR ATAU SUMBER
TEKANAN BAHAN BAKAR YANG LAIN, MELALUI KATUB SOLENOID KE KATUB DRAIN ATAU
SYSTEM OLI BENTUK “Y”. OLI DIENCERKAN DENGAN DIPANASKAN MISALNYA SAAT AKHIR
PENERBANGAN YAITU SEBELUM ENGINE DIMATIKAN.
DOWNLOAD
DOWNLOAD
Komentar
Posting Komentar